Bulu Perindu Sukma
Bulu Perindu sukma mendatangkan jodoh dalam waktu
singkat
Garansi 100 %


Di dalam blog ini akan saya jelaskan tentang khasiat dari Bulu Perindu yang melegenda yang
khasiat utamanya adalah sebagai media pengasihan atau pemikat lawan jenis,baik Pria ataupun
Wanita.
Bulu perindu dapat mengatasi Solusi asmara anda yang kandas,pacar di ambil orang,cinta
bertepuk sebelah tangan, dan semua yang berhubungan dengan asmara ..
Bulu Perindu Asli Kalimantan
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSJc7gC0B3roJywCjT_rhk3-gExBRhaUu12l3AYhXvKXMsf6_96nA
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQyXwddpsb8cqY4okcxC2xoHzec4puPCdrX2qxJZBaAcoNT768ZFuRWFBrcZg
mahar tingkat satu 250 ribu plus ongkos kirim 50 ribu
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.
mahar tingkat Dua 500 ribu plus ongkos kirim 50 ribu
Khusus yang tingkat dua perbedaanya dengan tingkat satu adalah khusus bagi yang sudah berumah tangga atau sudah menikah, mengapa demikian karena power atau bulu perindu tingkat 2 mempunyai power 2x lebih besar dari tingkat 1 karena untuk orang yang sudah menikah rata-rata mempunyai aura yang sudah melemah karena faktor energi cakranya yang meredup akibat sudah seringnya berhubungan badan, jadi di butuhkan kekuatan ekstra untuk menggunakan bulu perindu ini.
kekuatan bulu perindu tingkat 2 ini di fokuskan untuk mengembalikan pasangan yang selingkuh/pergi dengan laki-laki lain atau sudah tidak cinta lagi
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.

"Bagi Para Pria dan wanita Yang Ingin Berhasil Dalam Mengatasi masalah asmara,jodoh,perselingkuhan,agar di sayang atasan dan juga pelaris usaha,Bisa Menggunakan Bulu Perindu Ini Sebagai Solusi"

"Saya tidak tahu lagi harus mengucapkan apa, kecuali mengacungkan kedua jempol saya untuk Bulu Perindu Sukma Milik Bapak Waluyo , dalam tempo 7 hari saja istri saya yang selingkuh dengan pria lain kembali ke pelukan saya serta memohon ampun dan sungkem kepada saya,
dengan membaca petunjuk Bapak Waluyo langsung saya praktekan saran yang dibilang Beliau dan Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan.
Terima kasih Bapak Waluyo.
Misuanur - cahayase***@yahoo.co.id
Jl. Mojosongo, Jebres, Surakarta, Jateng


"Luar biasa !!! Setelah menggunakan Bulu Perindu, saya bisa bergonta-ganti pasangan akhirnya bisa tersenyum puas.... Silahkan pesen di situs ini, dijamin bikin glegek'en. Dan yang jelas, setelah saya merasakan manfaat dari Bulu Perindu ini, sekarang saya bisa mencari kekayaan yang sungguh mudah dan fantastis !!! Recomendasi reseller boss !!!".
Binsamdony - semestar***@plasa.com
Jl. Raya Cetho - Sukuh, Karanganyar


"Assalamualaikum Wr. Wb Terima kasih abah WALUYO atas paket produknya yang telah kami terima dan setelah kami mencobanya, sangat luar biasa. Dulu sebelumnya setiap kali saya berkumpul dengan istri, selalu saja terjadi pertengkaran, karena masalah tuntutan ekonomi yang membuatanya selalu ingin di cukupi, hasilya selalu ribut dan ribut melulu, setelah memakai Bulu Perindu Bapak Waluyo dan di gunakan buat Pelaris usaha saya di bidang Pecah belah, Alhamdulillah setelah mengikuti saran dan arahan dari Bapak Waluyo Yng kontinyu saya lakukan Alhamdulillah hasilnya sungguh luar biasa, semua kebutuhan saya telah tercukupi. makasih Bapak Waluyo.
Zabidi - zabidiward***@yahoo.com
Playen, Gunungkidul


"Awalnya sebelum menemukan program ini hati saya selalu gelisah bertahun-tahun dengan biaya tidak sedikit mencari jalan pintas namun tidak pernah hasil dan tetap gelisah, akhirnya setelah menerima paket Bulu Perindu dan membacanya ada ketenangan batin, selain Bulu Perindu yg luar biasa, programnya meyakinkan dan masuk akal serta bisa dijalankan dengan mudah, succes untuk Bulu perindu Sukma".
Khoirul- kacuk***@yahoo.com
Jl K.Hasyim 69, Plongan, banyuwangi


"Assalamualaikum Wr. Wb. pak WALUYO Bulu Perindu sudah saya terima. Pertama kami ucapkan kepada Allah karena tidak ada yang lebih kuat kecuali Allah. Dengan sebab dan lantaran Bulu Perindu, Allah memberi tambahan kekuatan kepada saya.
setahun yang lalu saya telah bertunangan dengan seorang wanita, namun 3 bulan belakangan ini tiba2 dia seolah2 sudah tidak ada respon lagi terhadap hubungan kami, dan puncak saat malamtahun baru dia memutuskan hubungan pertunangan, malu ,sedih semua bercampur menjadi satu, saat main ke internet untuk facebookan ternyata menjadi suatu hal yang menjadi pemersatu hunguan saya kembali dengan tunangan saya , tepatnya setelah melihat iklan ini fi facebook, dan saya langsung tertarik dan langsung menghubungi beliau, Alhamdulillah setelah melakukan apa saja yang di paparkan dalam kertas panduan Bulu Perindu , yang memang sangat mudah apalagi tanpa puasa,ritual dan pantangan, Alhamdulillah dalam tempo 3 hari saja tunangan saya langsung memohon ampun kepada saya, berjanji akan selalu bersama selamanya.
terima kasih Pak Waluyo atas Bimbingannya.
ROIHAN - abadipulsa***@ymail.com
Merakurak, Tuban, Jawa Timur
Pembayaran dapat di lakukan ke rekening ini

BNI atas nama WALUYO no rek:0224430064
setelah transfer harap konfirmasi sms ke no 082362939492
pin bb 54C43B96 ( WALUYO )
sertakan juga no hp dan alamat lengkap saudara untuk memudah kan pengirimam bulu perindu.
bulu perindu dan tata cara penggunaanya akan di kirim melalui JASA TIKI (titipan kilat) , pos indonesia dan jne
data:image/jpg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wBDAAkGBwgHBgkIBwgKCgkLDRYPDQwMDRsUFRAWIB0iIiAdHx8kKDQsJCYxJx8fLT0tMTU3Ojo6Iys/RD84QzQ5Ojf/2wBDAQoKCg0MDRoPDxo3JR8lNzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzf/wAARCAAqAHIDASIAAhEBAxEB/8QAHAAAAgMAAwEAAAAAAAAAAAAAAAYEBQcCAwgB/8QAPBAAAgEDAwIDBQMICwAAAAAAAQIDBAURABIhBkEHEzEUIlFhcTJCgSMkM2KRodHjFRYXU2aSlKTB4fH/xAAZAQACAwEAAAAAAAAAAAAAAAAAAgEEBQP/xAAmEQABBAEDAwQDAAAAAAAAAAABAAIDEQQSEyExQWEiUXHhBYHR/9oADAMBAAIRAxEAPwDaaiaOmgeaZlSJFLMzHgAaXT1JU1D/AJlSRJAwDJLVTeXvHPoMfI+pz8uDqB1f1FTCtS2+y106wzLJP5EOVfAyFzkd9pP01VdO3yWdKi5S0tyeSbcQKaEeSijGACeCeOWxn9mq75fVpBV+LFO3uOHwmy29RrPUx01dT+zTSkiFg2+OUjHAbAx6jGRzkYJyM93V19Xpzp+purQef5AXEe/buJIAGcHHr8NVtTQwtQ1cBVyWRsSE52shYKQeOADjtjGrc0VNfLLFDdYIqqKVEd1YZRmGDkfLPI12iPqGvkKvM1o5bwsyPjj/AIe/3v8AL18/txOMDp0f63+XpW8XbfbbV1UtFaqOGmijpUZ0hXaCzE+v4DUrwZsVBfL3Xi60kdVBBTAqkg3AMW/hnW+cfEEG9o4+T/UlCrWg2DxMiufT92vNXa5KantxUFI5fMaQkdvdGNUtB40pU3KGnksUixSyBA0dQHfJOOBtAP7f26meKKUvSfR5h6fiW3PWVaBjTe4XAHIOPlxrJujHqm6ptqUc8sMstSilo2KsRnJGR2wPTXPHxoJY3yaeO3PhQACtj648Tf6rXoW2O1rVHylkZ2nKFd3oCNp129BeIkvVtxnppLWlJFBD5rzCoL98D7o+ffWUeKtX7Z17dTxiN1h/ygDXT0zUVFFb6tYJdq1u1JdvrtUn3c/PPP4a45UUGPhCUjmvPUqxjYpneGN6la3dfEyClrZYKGhFVDGdvnmXYGPfAweNWfSXVNf1DO221LDSIcPUNOTz2AG3k6zPpS0QXu9QUVTOIY2BY9jIB91fn3+mdbJXrDY+m6w0aLDFSUsjoFGMbVJH7xrCxjLKbJ4V3PixsYCJrfV78rOrt4zimuMtPRWYyRROVLTzbGbBweADjTlbusFrrPb7ilvliFWpYxyNgoA23I45HGfxX4jXm2orKmqqfaqmollnJBMsjliSPQ516b6Gic9IWZq2SSeoamjlaSZi7bmG71PfnW7+QxY4Ym6RRWXTWnkWmANwODo1y0azUiqr9QS1tKppnC1UEglhLDgsOx+RBI+Wc840o26po7fWT+an9HSOS0lNJK8SqT6lcZ3ZwORx8PQE3dbcK2K+SwQ1MpZXgEVJ5SlJFY/lGJ27hgZOd2Bj0Poa2e5XeSiU0kj1FUyRNNFNTBVhlMsYMY93gEM45LEABs9zBxy4gghd45tLS0iwvlLLVXVXoqEu8EvuTVZBKRjOSFY/b3Fj8xxn4h2giWGJI41CoihVX4AcDSHHfbrUViyGqNHRSyytD5irDiPbAYwS0T8kM7YwPUjPu41MFwuUklyiWvnZo4pZInhiTEe2TAUq0YIJHGMtu5II40zcdze6WV+voKCyDxOSpruurtIlPO8ayLGrLGSMBF/5J0++AlDJT2+7VE8TxmSZEXepXgA59frpplra6CdIKq4VEVN5cbPV+ShYMVY7eE2gE45x2A9TnXO63qtoDanQTSRON9Rinw0q8DaFPo3O7GRgAn9XWhJkukhEIHtzft+kl8Uk3x8aedLPRwQSS4aSZtiFu23t9dJnhXaqmXrq2vLTTxpAWlLNGQOF+nz1tl3q7mbhDFbn90+W5BQFZBk5XdjjI79uNQoKy51MENYlZWRh6aaXyWgjADLkKCCm79/bjRHkuZj7QA79/pANBYL1BBcK6/XGrNFUt5tVI2RC3ve99PTT50l0fLW+Hs9QIHjr1qpJYw6EMygbSvPxA4/705Ncb5Lb4HoK01E5SV5SskZ27Y1YD9DxyT7uM/rakPfLvSuJJ0klgeqfy9kHOFR/yZwO5CkN3zjtnUZUzsiHZIFfK6RSuieHN6hZXDT18EyTQ09VHLGwZGETblYfhrR79fKi6+GlymjppUrvJEEkHlMW3FlBIGMkEEn/AM1PgqrxPRQxT1VbBVx1iwySezxr5sb+8GwUYDAwOPgdc5LlcVaVTUzJIhYUsQp1IqmDsNrHacegHBGB7x4Os3HxXQPu78K3mZwygLbRHe/pedxZro3At1ZkjA/N3/hr1dbqdaShpqZBhYY1QdsAAAaVZLzeKbcJI5JpHFQ9PiHh/fCohwOCrMOeMqc8nOJdkvFT7TDS3aZ1lCGImeMIZXD4VsDjLKUbA4G4a0syZ+QBYArys8m01aNGjWclRo0aNCFT31Z2ip/LFQ1OJs1C0zFZCmDjBBB+1tJwc4B+mqbyrkWbal0ExC+xF5fcQbm/S4OD2zuycYHJ3acDo04dQUpNqIbxVBYIhWReWSkjO7KpzODnKsCw2A8g+nHrqNLTXtYYEqXrQEfbI8RlcMAHxwkgcjlfvfDOdPejTCShVItKlFS3WO8pUvJN7GZygjaSQts2DBKsxXGc9t3z1BqY7uHrRGLg287i58wFBv4ACybWyP7vaceunnRqBJzdItJb0V2eSGalkqxBEsYZXknV5AWw+1WkODg/fDH4dscmh6gkVj+crNBIKdCsgAlARyZME45JUDPcAnTlo0biLSRWQ1jSU/swvEdKN4l855XJfavoFkV8fa5ztyDgc505QfoU+16D7QOfxzzrt0DSudYUL7o0aNKhGjRo0IX/2Q==
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQmme_dl_uzL75YWXC9GiO2FWfdkPwVFY5NIsbWvcwUfZUT7gJyaq3DzQ
Harap juga di pahami tidak semua yang memakai bulu perindu ini berhasil, kita hanya berusaha semampu yang kita perbuat dan semuanya tentulah kembali kepada Allah SWT yang mengabulkan semua keinginan dan tugas kita adalah berikhtiar sesuai dengan kemampuan kita.

Selasa, 24 Agustus 2010

TUJUH TAHUN DALAM CENGKRAMAN SANTET POLONG

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBD5t1dpOuKkkPIsD83KnrOUTTbIFEz7XI30uzZvFwVsyWXmzIDunp9tI6uc_YuxnKg1UhyphenhyphenxOcKG9BfH0e4CBHfhzB7aEweycQqJWkpOTX1Kohl36kQyN5UG-Qp5FR5JLYa4Zbzznu83YE/s320/ms.jpg

penulis :FEKRI JULIANSYAH



Kisah ini dialami oleh seorang wanita berinisial FN. Tujuh tahun lamanya dia dalam pengaruh ilmu hitam dari Tanah Karo ini. Tercatat sembilan belas orang pintar dan kyai, pernah berjuang untuk mengeluarkan tiga makhluk gaib yang bersemayam dalam tubuhnya. Penderitaan yang berkepanjangan tersebut, akhirnya berakhir setelah dia berumahtangga….



Kisah ini, bermula saat kepindahanku dan keluarga ke lingkungan Pondok Batuan, Kel. Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara. Peristiwa ini terjadi delapan tahun lalu. Saat itu, aku masih duduk di bangku kelas 3 SMP, tepatnya di SMPN 41 Medan. Di sekolah, aku dipercaya sebagai sekretaris OSIS. Maklum saja, aku memang sangat hobi berorganisasi.

Sekitar dua minggu tingal di Tanjung Sari, aku berkenalan dengan Kak Daning, tetanggaku, yang kemudian menjadi saudara angkatku. Waktu itu, dia sudah duduk di bangku kelas 2 SMU.



Suatu ketika, Kak Daning mengajakku bergabung di Remaja Masjid di lingkungan kami, yaitu Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Al Ikhlas. Ajakan ini tak mampu kutolak. Malam Rabu itu, aku resmi menjadi anggota IRMA di kampungku. Aku pun berkenalan dengan sesama teman yang bergabung di organisasi ini.

Sudah menjadi tradisi bagi anak-anak yang bergabung di IRMA. Jika ada anak perempuan yang baru menjadi anggota, maka tak jarang anak laki-laki berusaha merebut hatinya. Termasuk pula aku. Baru saja menjadi anggota IRMA, malam itu aku diantar oleh banyak anak laki-laki. Jadilah aku layaknya kembang desa. Tiap pulang dari masjid, anak laki-laki banyak yang mencoba mencari perhatianku dengan mengantarku pulang ke rumah. Namun, tak sedikitpun aku menggubris mereka.

Di antara sekian banyak anak laki-laki yang mencoba mengambil hatiku, ada seorang pemuda yang sebut saja dengan inisial WN. Ternyata, diam-diam WN memendam rasa cinta kepadaku.

WN memang anak orang terpandang di tempat tinggalku. Ayahnya seorang mantan pejabat di salah satu intansi pemerintah. Tapi yang disayangkan, Ibu WN yang sudah bertitel haji diisyukan bersekutu dengan jin. Ibu WN yang akrab disapa Bu Haji ini kebetulan teman pengajian mamaku.

Setidaknya ada empat kali WN melayangkan surat cintanya kepadaku. Aku pun kaget bukan kepalang. Dia yang sepatutnya menjadi abang bagiku, karena usianya jauh lebih tua, ternyata memiliki maksud lain. Aku pun menolaknya mentah-mentah. Bukan saja karena aku tak menyukainya, tetapi usiaku pun masih terbilang bau kencur. Ya, waktu itu aku baru 15 tahun.

Rupanya, keganderungan WN padaku diketahui oleh ibunya. Suatu hari, sang ibu mengirimkan makanan berupa gulai ikan kakap ke rumahku. Mulanya, tak ada perasaan curiga sedikitpun dari kami sekeluarga. Kami juga tidak menaruh curiga ketika Ibu WN berulang kali mengirimkan hantaran makanan ke rumahku.

Anehnya, seminggu setelah hantaran makanan keluarga WN yang terakhir, aku justru menjadi teringat dan selalu membayangkan pemuda yang semula kubenci itu. Entah bagaimana awalnya, perasaanku selalu saja ingin bertemu dengannya.

Seminggu kemudian, WN menyatakan perasaannya lagi kepadaku melalui sepucuk surat. Kali ini, aku tak kuasa menolaknya. Sejak saat itu, WN sering menghubungiku. Bahkan hampir tiap malam dia menelponku.

Untuk menerima telpon dari WN, aku harus sembunyi-sembunyi. Aku pun terpaksa tidur di kamar belakang agar dapat menerima setiap panggilan telpon darinya.

Karena cintaku pada WN, belajar ku pun akhirnya mulai terganggu. Kedua orangtuaku tidak mengetahui apa yang sedang menimpaku. Saat kelulusan, prestasiku benar-benar jatuh. Biasanya rangking pertama, sekarang mendadak jatuh ke peringkat tiga.

Mama pun curiga. Dia berusaha mencari tahu penyebabnya. Apalagi mama sangat berharap aku bisa diterima di sekolah favorit di kota ini, yaitu SMUN 1 Medan. Aku pun menceritakan perasaanku kepada mama. Mendengar pengakuanku, mama sangat terkejut, dan menentang keras.

Sejak saat itu telepon genggam diambilnya. Aku pun seperti dipingit, tidak boleh keluar rumah. Sementara itu, lambat laun WN dan ibunya tahu dengan sikap kedua orang tuaku. Karena kenyataan ini, Ibunya WN nampaknya menaruh dendam kesumat.

Suatu hari, melalui perentaraan salah seorang temannya, WN menyampaikan pesan yang berisi memutuskan hubungan antara kami berdua. Mendengar keputusannya yang tiba-tiba, aku terkejut bukan kepalang. Hatiku benar-benar hancur. Aneh, memang! Padahal, hubungan kami saat itu hanya seperti cinta monyet. Tapi kenapa saat itu aku seperti tengah kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupku. Aku selalu teringat WN. Parahya lagi, aku mulai terbiasa meninggalkan sholat. Aku juga mulai kehilangan gairah hidup.

Semua keluargaku, termasuk Kak Daning, kakak angkatku yang mengajakku bergabung ke IRMA, merasa heran dengan keadaanku yang jauh berubah. Karena curiga, papa dan mama membawaku ke orang pintar di kawasan Polonia, Meda. Menurut paranormal tersebut, aku terkena pelet. Setelah meminum air putih yang diberikannya, keadaanku berangsur-angsur membaik. Aku pun dapat melupakan WN.

Tanpa disangka dan dinyana, pada saat perayaan ulang tahunku yang ke-17 WN muncul sebagai tamu tak diundang. Dia memberikan kue ulang tahun untukku. Begitu juga dengan ibunya WN. Dia memberi hadiah berupa bahan kain dan satu gelang perak.

Karena takut terjadi sesuatu, semua pemberian itu tidak kusentuh sedikitpun. Kue pemerian WN mama berikan kepada orang lain. Sedangkan bahan kain untuk membuat baju serta gelang tersebut, dibakar oleh mama dan papaku.

Setahun kemudian, tepatnya saat aku duduk di kelas tiga SMU, aku sudah akrab dengan RK, seorang siswa yang merupakan personil band di sekolahku. Perasaan cinta remaja pun tumbuh secara alamiah. Mungkin karena itu, aku pun semakin bersemangat dan termotivasi belajar.

Sama sekali tak kuduga, rupanya hubunganku dengan RK tercium oleh ibunya WN. Wanita yang akrab di sapa Bu Haji ini agaknya kembali membuat ulah dengan dibantu para dukunnya. Efeknya, aku pun sering jatuh pingsang di sekolah. Tak terhitung lagi betapa seringnya aku mengalami hal ini. Aku bahkan pernah dibawa pihak sekolah ke salah satu rumah sakit di kota Medan untuk diperiksa kondisi kesehatanku. Hasil pemeriksaan dokter menyatakan aku tidak terkena penyakit apa-apa.

Karena kejadian ini, mama kembali mengajakku ke tempat Pak Harahap, paranormal yang dulu menyembuhkan penyakitku. Orang pintar ini bilang, aku kembali terkena pelet. Menurut dia, pelet itu berawal dari makanan, pakaian, juga benda-benda lainnya yang aku terima dari si pengirim pelet. Syukur Alhamdulillah Pak Harahap kembali menyembuhkanku.

Setamat SMA, aku pun berpisah dengan RK, sebab dia melanjutkan kuliah di UGM, Yogya. Aku sendiri diterima di salah satu Universitas Negeri di kota lain yang masih dekat dengan kotaku.

Menginjak semester 2, aku mulai kerasukan lagi. Berawal, pada suatu malam, aku seperti melihat sosok kuntilanak yang sedang berjalan di depan kamarku. Esok paginya, aku menemukan kotoran manusia persis di sebelah jendela kamarku. Nampaknya, ada yang sengaja mengirimkannya.

Jam dua siang, aku kembali kerasukan. Seketika itu, pikiranku tertuju pada sosok WN. Anehnya, menurut cerita keluarga, saat tak sadarkan diri, aku mengeluarkan suara tawa seperti laiknya ketawanya kuntilanak. Bahkan, aku juga terkadang berbicara dalam bahasa China.

Beberapa hari selanjutnya, aku pun bertingkah seperti seperti laiknya seekor ular. Memang, dalam pandanganku, aku melihat seekor berwarna hijau dan panjang.

Tak hanya itu, di saat yang lain, aku juga mengeluarkan suara Begu Ganjang, hantu khas Tanah Karo. Menakutkan sekali.

Sejak saat itu, hari-hariku ditemani kerasukan makhluk halus. Aku sempat divonis salah satu anggota keluargaku menderita sakit syaraf.

Sampai suatu hari setelah Idul Fitri, saat bersilaturahmi ke rumah nenekku di bilangan Tanjung Mulia, Belawan, Medan, aku kembali diganggu makhluk-makhluk gaib tersebut. Untunglah Mbahku punya pegangan ilmu gaib. Saat keluargaku turun dari mobil, aku justru tidak bisa keluar dari mobil, apalagi berjalan. Sepertinya, makhluk-makhluk gaib itu tahu kalau aku akan singgah di rumah orang yang berilmu.

Papa terpaksa menggendongku. Anehnya, tatkala memasuki rumah Mbah, menurut cerita keluargaku, mendadak saja aku tertawa cekikikan mirip kuntilanak. Mbah yang sepertinya faham dengan keadaanku, berusaha melakukan komunikasi dengan makhluk yang bersemayam dalam tubuhku. Beginilah cerita yang dituturkan mama padaku:

“Kenapa kamu begitu?” tanya Mbah.

Aku pun meronta-ronta seperti sedang kesakitan. Mbah pun melanjutkan pertanyaannya. “Siapa yang melakukan perbuatan terkutuk ini?”

Sang makhluk gaib pun menjawab singkat, “Bu Haji!”

“Darimana asalmu?” tanya Mbah.

Dengan tegas, makhluk itu menjawab, “Aku datang dari Tanah Karo!”

“Apa maksudmu?” tanya Mbahku lagi sambil matanya melotot.

“Aku akan menghancurka hidupnya! Aku dendam, makanya jadi perempuan jangan sombong!” jelas sang makhluk, jujur.

“Dia tidak mau menerima cinta anakmu?” Mbah pun kembali mengorek keterangan darinya. “Lalu kau ini siapa?” tanya Mbah pula.

“Aku Begu Ganjang, suruhan Bu Haji!” jawabku dengan lantang.

Mendengar dialog Mbah dengan makhluk yang merasuki tubuhku, mama, papa dan keluarga benar-benar terkejut. Mama menangis. Pantaslah, apa yang mama dan papa curiga selama ini, bahwa Bu Haji-lah biang keladinya.

Mbah dengan paksa mengeluarkan makhluk tersebut dengan sebilah keris keramat miliknya. Sang Begu Ganjang dan kuntilanak dalam tubuhku pun menjerit keras. Sejurus kemudian, mereka pun pergi dari jasadku walau hanya utnuk beberapa lamasaja....

Sialnya, di tengah perjalanan pulang dari rumah Mbah, aku kerasukan lagi. Setelah menelepon Mbah, beliau menyarankan agar aku dibawa ke tempat Buya, seorang guru ngaji di daerah Polonia. Buya berusaha mengeluarkan makhluk-makhluk itu lagi. Ketika ditanya oleh Buya, lagi-lagi jawabnya sama, yakni Bu Haji.

Setelah diobati oleh Buya, akupun pingsan sampai keesokan harinya. Buya memberiku sebuah cincin untuk pegangan.

Karena masih dalam suasana lebaran, keesokan hariya aku kembali diajak bersilaturahmi ke tempat keluarga mama di Diski, Binjai.

Siang hari yang terik itu, tepatnya pas azan Dzuhur, aku kerasukan lagi. Aku kembali diobati oleh orang pintar di sekitar tempat tinggal saudara mamaku. Aku disuruh mandi kembang besoknya, serta menyediakan benang tujuh warna dan kembang tujuh rupa. Benang tersebut kemudian dirajah sang dukun perempuan itu, untuk diletakkan di pinggangku.

“Benang tersebut tidak boleh dibuka atau dilepaskan sebelum kau menikah,” suruh sang nenek. Dia juga mengingatkan, jika keluarga Bu Haji memberikan makanan atau apapun, maka jangan sekali-kali diterima.

Setelah diobati sang nenek, aku memang sembuh. Selepas liburan panjang, aku pun kembali ke kota tempatku kuliah.

Ringkasan cerita, menjelang semester empat, ada seorang laki-laki yang suka padaku. Namanya sebut saja dengan inisial HF.

Tatkala HF menyatakan perasaannya kepadaku, beberapa waktu kemudian, aku mulai kerasukan lagi. Bahkan, saat HF mengunjungiku di rumah Tante Erni, tempatku tinggal di kota itu, entah syetan apa yang merasukiku, tibat-iba aku mengusir HF.

Sampai akhirnya, aku kembali diobati oleh orang pintar. Kali ini, yang mengobatiku adalah Bu IT, seorang ibu dari teman kuliahku yang kebetulan biasa mengobati orang-orang kerasukan. Bu IT menyuruh keluargaku membuka tali benang yang ada di pinggangku, berikut cincin yang diberikan Buya tempo hari. Alasannya, benda-benda tersebut justru mengikat makhluk-makhluk halus sehingga tetap berada di tubuhku.

Malangnya, setelah kedua benda bertuah itu dilepaskan dari tubuhku, justru penyakitku semakin parah. Aku malah kerasukan lagi selama lebih dari satu minggu. Selama itu pula, ada sembilan orang pintar yang mencoba mengobatiku dengan berbagai macam cara yang tidak masuk akal. Salag satunya menyuruhku merangkak seperti binatang.

Sampai akhirnya, Tante Erni menemukan orang pintar di pedalaman hutan yang jauh dari kota. Orang tersebut menyuruh mamaku mengambil kopi pahit, bawang putih dan daun kelor untuk dimandikan di sekujur tubuhku. Pada saat mengobatiku, orang tua ini mendapat serangan bertubi-tubi dari makhluk jahat yang bersemayam di tubuhku.

Atas saran orangtua ini, mama dan papa diperintahkan untuk berdzikir semalam suntuk membantu pengobatanku. Katanya, kalau mendengar bisikan atau sesuatu yang aneh jangan dihiraukan agar pengobatanku berhasil.

Diceritakan, sekitar pukul dua dinihari, mama dan papa mendengar suara letupan diatas atap rumah. Namun mereka tetap berdzikir. Seiring dengan suara letupan tadi, orang tua yang mengobatiku juga mendapat hantaman sehingga dadanya mendadak sakit.

Besoknya, orang tua tersebut mencari benang tujuh warna. Dia juga menyiapkan bunga macan kerah, bunga tujuh rupa dan daun jengkol. Semua digunakan untuk memandikanku.

Syukur Alhamdulillah, setelah pengobatan ini aku dapat kembali menjalankan aktivitasku sehari-hari.

Sekitar lima bulan kemudian, aku berkenalan dengan seorang calon dokter berinisial FS. Begitu gembiranya aku tatkala dia berniat melamarku. Namun, saat FS mau lamaranku, maka begitu banyak halangan yang menghadang hingga orangtuaku tidak mengijinkan hubunganku dengan FS.

Karena kecewa aku histeris hingga aku jatuh pingsan. Tekanan darahku hanya di angka 40. Hal ini membuat semua dokter yang merawatku terkejut. Mereka sangat tidak menyangka dengan tekanan darah yang sangat rendah itu aku masih bisa bertahan hidup, bahkan kemudian sehat kembali.

Kejadian aneh terus saja menimpaku. Saat aku menjadi panitia OSPEK di kampus, aku kembali kerasukan. Aku dibawa pulang ke rumah oleh teman-temanku. Di rumah, selama tiga hari berturut-turut aku terus kerasukan. Keluargaku kembali memanggil orang pintar yang berada di pedalaman yang pernah mengobatiku beberapa waktu lalu.

Namun, kali ini tak berhasil membuatku sembuh. Karena itulah aku kemudian diobati oleh Ustadz AP namun juga tak kunjung sembuh.

Di Medan, aku juga sempat diobati oleh Pak Sabirin yang tinggal dibilangan Tanjung Sari. Oleh Pak Sabirin, aku dimandikan dengan bunga kembang macan kerah selama tiga hari berturut-turut. Setelah ritual pun digelar. Pak Sabirin mencoba mengeluarkan makhluk jahat yang bersemayam di tubuhku. Makhluk yang telah mendarah daging tersebut yang pertama berupa siluman ular. Mama dan papa turut menyaksikan proses penarikan makhluk itu.

Tiga hari kemudian, aku kembali diobati Pak Sabirin. Malam terakhir, setelah mandi, orang tuaku diperintahkan untuk menjagaku agar aku tidak disetubuhi oleh Begu Ganjang.

Di malam terakhir ini, antara sadar dengan tidak, tiba-tiba pandanganku gelap. Sepertinya ada yang mau menindihku. Astaghfirrullah! Aku melihat makhluk yang sangat menakutkan. Tubuhnya hitam berbulu, dan dia berusaha menindihku. Aku pun menjerit. “Jangan!”

Teriakanku ini membuat cemas papa dan mama. Mereka segera membacakan ayat Qursyi berulang-ulang untuk melindungiku. Hingga akupun terjaga, dan tidak tidur sampai pagi.

Esok paginya, kami datang ke tempat Pak Sabirin. Ritual pengusiran Begu Ganjang pun digelar. Sang Begu mencoba melawan Pak Sabirini.

“Aku tidak mau pergi! Karena aku telah diberi makan oleh majikanku,” tolak sang makhluk.

“Siapa majikanmu?” tanya Pak Sabirin.

“Aku sudah berjanji dengan Bu Haji, kalau aku pergi dari tubuh anak ini, maka aku akan mati! Tetapi, sebaliknya, jika aku bertahan dalam tubuh anak ini, maka dia tidak akan bertahan hidup lama,” lata Begu Ganjang seolah-olah dia Tuhan.

Tiba-tiba suaraku mendadak berubah menjadi seorang perempuan. Menurut cerita mama, itu suara kuntilanak yang memakai tubuhku.

“Sebenarnya aku kasihan dengan anak ini. Hidupnya terombang-ambing bahkan terancam mati! Jodohnya tertutup! Inilah perjanjian kami dengan majikan kami.”

Mendengar pengakuan dua makhluk tak kasat mata ini, Pak Sabirin tertawa seolah mengejek mereka. “Banyak kali cakap kau ini!” katanya dengan logat Medan. “Cepatlah kau pigi, atau aku keluarkan kau dengan paksa!”

Begu Ganjang pun berontak dan mengultimatum, “Aku tidak akan keluar! Aku selamanya akan ada dalam tubuh anak ini!”

Mendengar ancaman tersebut, Pak Sabirin pun menyangkal, “Makhluk bodoh! Sebentar lagi majikanmu akan jatuh miskin dan melarat akibat perbuatannya sendiri. Dan kau tidak akan diberi makan lagi olehnya. Dan santet yang ada di tubuh anak ini akan kukembalikan padanya.”

Akhirnya, Pak Sabirin berhasil mengeluarkan dua makluk tersebut. Alhamdulillah, aku pun kembali pulih. Aku dapat mengikuti ritual mandi kembang selama tiga hari. Hari keempat, aku kembali datang ke tempat Pak Sabirin untuk mencabut pengaruh santet.

“Bu Haji menggunakan media foto anak ini dan sebuah boneka kecil,” jelas Pak Sabirin kepadaku, mama, juga papa.

“Santet apa gerangan yang melanda puteri saya?” tanya mamaku.

Pak Sabirin menjelaskan dengan rinci, “Inilah yang namanya Santet Polong. Makhluk-makhluk ini memang sudah mendarah daging dalam tubuh anak ibu. Kalau pun nantinya sembuh, dia rentan kena santet, pelet dan sejenisnya. Kecuali pagar dirinya cukup, rajin sholat dan meminta perlindungan kepada Allah SWT.”

Singkat cerita, seperti kata pepatah: “Barang siapa yang menanam, maka dialah yang akan menuai hasilnya.” Sekecil biji zarahpun perbuatan manusia, niscaya Allah SWT akan membalasnya. Itulah kenyataan yang terjadi kemudian. Bu Haji, kini hidupnya melarat. Banyak sekali musibah yang menimpa keluarganya. Kabarnya, Bu Haji pun sering jatuh sakit.

Itulah pembalasan dari Allah SWT terhadap manusia yang mendzalimi sesamanya, bahkan melakukan perjanjian dan bersekutu kepada iblis. Semoga kita semua dapat bercermin dari kejadian ini.

Dan kini, saat menuturukan kisah ini, Alhamdulillah, aku telah menjalani hidup berumah tangga. Aku menikah di penghujung 2007 lalu. Dengan demikian, tepat tujuh tahun aku dalam nestapa akibat kekuatan setan Santet Polong.

Suamiku adalah seorang ustadz. Dia senantiasa membimbingku untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT. Kami pun tengah berbahagia menanti kelahiran sang buah hati. Dengan sholat dan banyak membaca Al-Qur’an, semua hambatan gaib yang menimpa diriku, Alhamdulillah sudah dapat kulalui dengan selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar